BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Litosfer merupakan
lapisan kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan
ini terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan
litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington,
batuan atau litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon
oksida dan aluminium oksida.
Sedangkan Atmosfer bumi merupakan
selubung gas yang menyelimuti permukaan padat dan cair pada bumi. Selubung ini
membentang ke atas sejauh berates – ratus kilometer, dan akhirnya bertemu
dengan medium antar planet yang berkerapatan rendah dalam sistem tata surya.
Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan
sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
1.2 Rumusan Masalah
- Proses
apa saja yang terjadi di Litosfer
- Proses
apa saja yang terjadi di Atmosfer
1.3 Tujuan Penulisan
- Untuk
mengetahui proses apa saja yang terjadi di Litosfer
-Untuk
mengetahui proses apa saja yang terjadi di Atmosfer
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Litosfer
Litosfer adalah kulit
terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari bahasa Yunani, lithos
yang berarti berbatu, dan sphere yang
berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar
atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi
dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan
litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30
km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan
kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan
kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi
meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumj yang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang
merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel.
Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap
tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama
dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah
seperti cairan kental.
Litosfer terpecah
menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan
terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer
sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel
pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu.
konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di
atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia
sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang
ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan
telah diterima secara luas oleh ahli geologi
dan geofisika.
Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng
tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat
(litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari
teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
- Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
- Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki
ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km.
Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan mohorovicic.
2.2 Proses di Litosfer
Berdasarkan cara terjadinya. batuan
dapat dibedakan menjadi batuan beku, endapan (sedimen), dan malihan (metamorf).
a. Batuan
Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk
karena pembekuan magma. Magma adalah bahan liat dan panas yang terdapat di
bagian dalam tubuh bumi. Jika keluar dari tubuh bumi, magma akan membeku. Hal
ini terjadi karena suhu di bagian kulit bumi jauh lebih rendah dibandingkan
dengan suhu di dalam tubuh bumi. Berdasarkan tempat terjadinya proses
pembekuan. batuan beku dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu batuan beku
dalam, batuan beku luar atau leleran, dan batuan beku korok.
l) Batuan Beku Dalam
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan
magma secara perlahan-lahan di dalam kulit bumi yang jauh dari permukaan bumi.
Batu ini berwarna putih sampai abu-abu (kadang-kadang jingga) sehingga banyak
digunakan untuk menghias taman atau bangunan. Contoh batuan beku dalam adalah
batu granit.
2) Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari pembekuan
magma secara tiba-tiba di permukaan bumi. Batuan beku luar seperti ini disebut
batu kaca atau obsidian. Ada juga batuan beku luar yang mengandung
rongga-rongga yang berisi banyak gas. Batuan seperti ini disebut batu apung
atau batu timbul. Contoh yang lain adalah batu basal. Batu ba sal terbentuk
dari pendinginan magma yang gasnya telah menguap, terdiri atas kristal-kristal
yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan, dan berlubang-lubang.
3) Batuan Beku Korok
Pembekuan yang terjadi di bagian dalam
bumi berjalan lambat. Oleh karena itu, terjadilah pendinginan cairan magma di
sela-sela saluran magma. Pendinginan cairan magma itu menyebabkan terbentuknya
batuan. Batuan seperti itu disebut batuan korok. Contoh batuan beku korok
adalah granit posfer dan diorit.
2.2.2
Batuan
Endapan (Sedimen)
Batuan
endapan terbentuk karena adanya peristiwa pelapukan (perombakan) batuan di
permukaan bumi. Hasil pelapukan tersebut berupa butiran-butiran yang
bermacammacam ukurannya. Butiran-butiran hasil pelapukan ada yang menumpuk di
tempatnya dan ada yang terangkut oleh air atau angin. Setelah mengendap cukup
lama, butiran-butiran tersebut menyatu dan terbentuklah batuan endapan. Berdasarkan
bentuk butirannya, batuan endapan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
konglomerat dan breksi. Konglomerat adalah batuan endapan yang butirannya kasar
dan bundar, sedangkan breksi adalah batuan endapan yang butirannya kasar dan
bersudut-sudut tajam. Selain konglomerat dan breksi, masih ada beberapa batuan
yang termasuk batuan endapan, antara lain batu pasir, serpih, dan kapur
Batu pasir berasal dari endapan pasir
yang mengeras. Batu pasir mempunyai wama beraneka ragam bergantung pada warna
endapan pasir penyusunnya. Batu serpih berasal dari endapan mineral yang halus
dan licin sehingga sangat mudah retak. Warna batu serpih bermacam-macam, antara
lain hitam, hijau, kuning. abu-abu, dan merah. Batu serpih disebut juga batu
lempung karena terbentuk dari endapan lempung.
Batu kapur terbentuk dari
organisme-organisme yang telah mati. Organisme tersebut antara lain siput,
kerang, dan hewan lainnya. Rangka hewan banyak mengandung kapur. Jika mati,
rangka hewan tidak musnah, tetapi memadat membentuk batu kapur.
Batuan malihan terjadi
karena metamorfosis (proses malih) batuan dalam kerak bumi. batuan ini dapat
terjadi dalam waktu yang lama akibat tekanan dan suhu yang. tinggi. Tekanan
yang tinggi disebabkan oleh tindihan batuan di atasnya, sedangkan suhu yang
tinggi disebabkan oleh kedekatan atau persentuhan dengan magma. Batuan endapan
atau beku dapat berubah menjadi batuan malihan. Contoh batuan endapan yang
malih menjadi batuan metamorf. antara lain:
1.
batu
pualam atau marmer, berasal dari batu gamping;
2.
sabak
atau batu tulis, berasal dari serpih
3.
grafit
(bahan pensil), berasal dlari karbon;
4.
kuarsit,
berasal dari batu pasir;
5.
antrasit,
berasal dari batu bara.
Batuan penyusun kerak bumi dapat berubah
menjadi tanah setelah mengalami pelapukan. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa batuan merupakan bahan dasar tanah. Pelapukan batuan terjadi sebagai
akibat perubahan iklim, cuaca, kelembapan udara, gerak angin, aliran air, dan sinar matahari. Proses ini berlangsung sangat lama.
Akibatnya. batuan-batuan dapat melapuk
menjadi tanah.
Dalam proses tersebut, bahan-bahan penyusun tanah mengalami pelapukan atau penguraian sehingga terbentuk tubuh tanah. Tubuh tanah terdiri dari beberapa lapisan, antara lain lapisan tanah humus, tanah lempung dan pasir, batuan lunak, dan batuan keras.
Dalam proses tersebut, bahan-bahan penyusun tanah mengalami pelapukan atau penguraian sehingga terbentuk tubuh tanah. Tubuh tanah terdiri dari beberapa lapisan, antara lain lapisan tanah humus, tanah lempung dan pasir, batuan lunak, dan batuan keras.
Lapisan tanah humus (lapisan paling
atas) merupakan lapisan yang paling subur karena tanahnya gembur dan terdapat
mineral-mineral yang diperlukan oleh tanaman. Karena letaknya paling atas, lapisan
tanah humus akan terkikis lebih dulu jika terjadi hujan. Peristiwa pengikisan
tanah disebut erosi tanah.
Selain mengikis lapisan tanah humus, aliran air pada daerah yang miskin tumbuhan juga mengikis tanah.
Selain mengikis lapisan tanah humus, aliran air pada daerah yang miskin tumbuhan juga mengikis tanah.
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar
angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560
km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai
menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang
satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula
dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari
saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang
sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di
dalamnya.
2.4 Proses di
Atmosfer
Udara tersusun atas
campuran gas-gas, debu, dan uap air. Campuran gas-gas dalam udara tidak
berwarna dan tidak dapat dilihat.
Gas
|
Banyak
(%)
|
Nitrogen
|
78.00
|
Oksigen
|
21,00
|
Gas
mulia
|
0,93
|
Karbon
dioksida
|
0,03
|
Gas
lain
|
0,04
|
Jumlah
|
100,00
|
Gas Nitrogen (N2) sangat penting untuk
tumbuh-tumbuhan. Hal ini disebabkan gas nitrogen merupakan bahan utama penyubur
tanah. Jadi gas nitrogen sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia.
Gas oksigen (O2), merupakan gas yang
diperlukan untuk pembakaran makanan dalam tubuh makhluk hidup. Pembakaran
tersebut menghailkan energi dimana energi ini dibutuhkan untuk melakukan segala
aktivitas manusia.
Karbon dioksida (CO2) merupakan gas hasil pernapasan. Gas ini sangat diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Dalam udara, karbon dioksida berfungsi sebagai penyimpan panas yang dipancarkan oleh bumi. Jika di atas permukaan bumi tidak ada karbon dioksida, bumi akan menjadi sangat dingin. Namun jika terlalu banyak karbon dioksida maka permukaan bumi akan menjadi sangat panas.
Karbon dioksida (CO2) merupakan gas hasil pernapasan. Gas ini sangat diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Dalam udara, karbon dioksida berfungsi sebagai penyimpan panas yang dipancarkan oleh bumi. Jika di atas permukaan bumi tidak ada karbon dioksida, bumi akan menjadi sangat dingin. Namun jika terlalu banyak karbon dioksida maka permukaan bumi akan menjadi sangat panas.
Gas mulia dapat berupa argon (Ar),
kripton (Kr), neon (Ne), atau xenon (Xe) merupakan gas-gas yang sulit bereaksi
dengan unsur-unsur lain. Neon dan argon banyak digunakan untuk mengisi bohlam
(lampu pijar).
Gas lain dapat berupa hidrogen dan ozon.
Helium (He) dan hidrogen (H2) merupakan gas yang sangat ringan. Oleh karena
itu, dalam atmosfer letaknya di lapisan bagian atas. Gas-gas tersebut sering
digunakan sebagai pengisi balon. Di matahari, terjadi reaksi fusi
(penggabungan) gas-gas hidrogen menjadi helium. Dari reaksi tersebut dihasilkan
energi yang sangat besar. Energi inilah yang merupakan sumber energi bagi
kehidupan di bumi.
Ozon (O,) merupakan salah satu bentuk
molekul oksigen. Gas ozon terletak di bagian adalah cahaya matahari yang
mempunyai energi sangat tinggi. Sinar ini sangat berbahaya jika yang sampai di
bumi terlalu banyak
2. 4.2 Lapisan-lapisan Atmosfer
Gas-gas
penyusun atmosfer tidak dapat lepas (meninggalkan) dari bumi karena pengaruh
gaya gravitasi bumi. Karena massa gas-gas tersehut tidak sama, pengaruh gaya
gravitasi terhadap gas-gas dalam atmosfer juga tidak sama. Akibatnya,
distribusi gas-gas dalam lltlxosfer juga tidak sama. Gas yang mempunyai massa
besar banyak terdistribusi dekat permukaan bumi, scdangkan gas ringan banyak
terdistribusi jauh dari permukaan bumi. Karena tebalnya (tingginya) lapisan
atmosfer, suhu tiap bagian atmosfer menjadi tidak sama. Berdasarkan kenyataan
ini. kita dapat membagi atnrosfer menjadi beberapa lapisan.
a. Troposfer
Troposfer
merupakan lapisan atmosfer yang mernpunyai ketinggian sekitar 0 km sampai 10
km. Hampir 80% massaseluruh gas penyusun atmosfer berada pada lapisan ini.
Selain itu. peristiwa-peristiwa cuaca juga terjadi pada lapisan ini. Makin jauh
dari permukaan bumi, suhu udara makin rendah. Setiap naik 1 km suhu udara turun
kira-kira 6,5 oC. Namun, setelah mencapai ketinggian tertentu (sekitar l0 km),
penurunan suhu udara tidak terjadi lagi. Di sinilah batas lapisan troposfer.
b. Stratosfer
Lapisan
ini berada di atas lapisan troposfer dengan ketinggian sekitar 10 km sampai 50
km. Pada lapisan ini, suhunya akan naik jika tempatnya makin tinggi. Di bagian
atas lapisan stratosfer, terdapat lapisan ozon (O,). Ozon mempunyai daya serap
yang kuat terhadap radiasi sinar ultraviolet dari rnatahari. Itulah sebabnya,
ozon dikatakan perisai makhluk hidup di permukaan bunri dari radiasi sinar
utraviolet.
c. Mesosfer
Mesosfer
berada di atas lapisan stratosfer dengan ketinggian sekitar 50 km sampai 80 km.
Pada lapisan ini tidak ada gas yang dapat menahan radiasi sinar matahari. Oleh
karena itu, pada lapisan ini suhu akan makin rendah jika tempatnya makin
tinggi. Bahkan, suhu pada lapisan ini dapat mencapai -140'C.
d. Termosfer
Termosfer
adalah lapisan di atas mesosfer dengan ketinggian sekitar 80 km sampai 400 km.
Lapisan ini juga disebut lapisan panas. Disebut demikian karena suhu pada
lapisan ini akan naik jika tempatnya makin tinggi. Pada lapisan ini, gas
oksigen banyak menyerap sinar ultraviolet dari matahari.
e. Ionosfer
Lapisan
ionosfer terletak kira-kira 80 km-450 km di atas permukaan bumi. Dalam lapisan
ini, molekul-molekul nitrogen dan oksigen banyak melepaskan elektron setelah
menyerap sinar ultraviolet. Akibatnya, pada lapisan ini banyak terdapat ion-ion
positif dan elektron bebas. Peristiwa seperti ini disebut ionisasi. Pada
keadaan tertentu elektron bebas dapat menumbuk ion positif.
Akibat
tumbukan tersebut, ion positif berubah menjadi atom netral. Peristiwa seperti
ini disebut rekombinasi. Ionosfer dapat memantulkan gelombang radio. Pemantulan
tersebut dapat berlangsung beberapa kali antara lapisan ionosfer dan permukaan
bumi.
Akibatnya,
gelombang radio dapat mencapai tempat yang sangat jauh. Itulah sebabnya. kita
dapat mendengarkan siaran radio atau televisi dari pemancar yang letaknya
sangat jauh.
f. Eksosfer
Lapisan
ini merupakan lapisan atmosfer paling luar. Pada lapisan ini hampir tidak ada
tekanan udara. Dengan kata lain, berat udara pada lapisan ini sama dengan nol
(tidak ada pengaruh gravitasi bumi). Akibatnya, molekul-molekul gas pada
lapisan ini dapat menunggalkan atmosfer menuju angkasa luar.
Sinar
matahari dipancarkan ke segala arah, tetapi hanya sebagian kecil yang sampai ke
bumi. Namun, sinat itu sudah cukup sebagai sumber panas bagi kehidupan di bumi.
Sebenarnya, bumi juga memacarkan panas ke udara. Namun, panas tersebut terlalu
kecil dibandingkan panas matahari.
Sinar
matahari yang sampai ke atmosfer, 36 % dipantulkan kembali ke angkasa,
19 % diserap, dan 45 % sampai ke permukaan bumi. Panas yang sampai ke
bumi inilah yang memanasi daratan, lautan, tumbuh-tumbuhan, dan hewan.
Panas
yang sampai ke permukaan bumi sebagian besar oleh bumi dan sebagian kecil
dipantulkan.
Adapun
banyaknya sinar matahari yang diserap oleh permukaan bumi ditentukan oleh empat
faktor, yaitu :
v sifat muka bumi, bagian muka bumi
yang lebih gelap mempunyai daya serap lebih besar ,
v kemiringan sinar matahari, makin
tegak sinar matahari makin banyak sinar yang diserap ,
v lama penyinaran, makin lama
penyinaran makin banyak sinar yang terserap ,
v keadaan awan, makin banyak awan
makin sedikit sinar matahari yang sampi ke bumi, sinar matahari yang diserap
oleh bumi, hampir semuannya dipancarkan kembali.
Adanya
pemacaran kembali inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi stabil.
Artinya, bumi tidak makin panas atau makin dingin.
Panas
yang dipancarkan kembali oleh bumi merupakan sumber panas utama atmosfer bagian
bawah. Itulah sebabnya, suhu do troposfer makin tinggi makin rendah.
2. 4.4 Cuaca
Cuaca
adalah keadaan lapisan udara (tropoefer) di suatu tempat yang tidak luas pada
saat tertentu dan dalam waktu yang tidak terlali lama. Adapaun cuaca rata-rata
pada suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang alam disebut iklim. Cuaca
dapat diamati berdasarkan unsur-unsur cuaca. Unsur-unsur yang dimaksud, antara
lain suhu udara, tekanan udara, kelembapadn udara, angin, awan, dan curah hujan.
Cuaca terdiri dari seluruh
fenomena yang terjadi di atmosfer bumi
atau sebuah planet
lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu
beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal
sebagai iklim.
Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi untuk tanda-tanda perubahan iklim.
Cuaca terjadi karena
suhu dan kelembaban yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Perbedaan ini bisa terjadi karena sudut pemanasan Matahari yang berbeda dari
satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi. Perbedaan yang
tinggi antara suhu udara di daerah tropis dan daerah kutub bisa menimbulkan jet
stream. Sumbu bumi yang miring dibanding orbit bumi terhadap Matahari
membuat perbedaan cuaca sepanjang tahun untuk daerah sub tropis hingga kutub.
Di permukaan bumi suhu biasanya berkisar ± 40° C.
Selama ribuan tahun
perubahan orbit bumi juga memengaruhi jumlah dan distribusi energi Matahari
yang diterima oleh bumi dan memengaruhi iklim jangka panjang. Cuaca di bumi
juga dipengaruhi oleh hal-hal lain yang terjadi di angkasa, diantaranya adanya
angin Matahari atau disebut juga star's corona
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Litosfer merupakan lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan
kulit Bumi. Pada bagian litosfer terdapat beberapa proses yang
terjadi, diantaranya pembentukan batuan seperti batuan beku, endapan dan
malihan. Kemudian terjadi juga pelapukan batuan.
Selanjutnya atmosfer, merupakan lapisan
gas yang melingkupi sebuah planet termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut
sampai jauh di luar angkasa. Pada bagian atmosfer terdapat beberapa proses yang
terjadi seperti halnya pada bagian litosfer. Proses di atmosfer meliputi
bagian-bagian udara, lapisan-lapisan atmosfer, pemanasan udara oleh matahari
dan cuaca.
3.2 Saran
Setelah
membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui proses apa saja yang
terjadi di Litosfer dan atmosfer sehingga bisa mengetahui tindakan apa saja
yang harus dilakukan untuk menjaga dan melestarikan bumi kita agar tetap
terjaga sebagaimana mestinya.
3 komentar:
proses pada atmosfer kurang rinci...
thanks sangat bermanfaat
Terimakasih krna sudah sngat membantu
😇
Posting Komentar