KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Ilmu
Pengetahuan Alam yang berjudul “Tahapan-tahapan Klasifikasi”
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Ciamis, September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
PEMBAHASAN
A.
Tahapan-tahapan
Klasifikasi ......................................................................... 1
1.
Pengamatan ............................................................................................. 1
2.
Pengelompokan
berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia ..... 1
3.
Pengelompokan
berdasarkan ciri anatomi ............................................... 2
4.
Pengelompokan
berdasarkan ciri biokimia .............................................. 2
5.
Pemberian nama
makhluk hidup ............................................................. 2
B.
Sistem
Klasifikasi.......................................................................................... 2
1.
Sistem buatan .......................................................................................... 2
2.
Sistem alami ............................................................................................ 3
3.
Sistem filogenik
...................................................................................... 3
C.
Takson dalam
Sistem Klasifikasi .................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 6
PEMBAHASAN
A. Tahapan-tahapan
Klasifikasi
Apabila kalian cermati, kalian akan
melihat makhluk hidup di alam ini beraneka ragam. Makhluk hidup yang beraneka
ragam jenis ini memiliki persamaan dan perbedaan ciri khas. Berdasarkan hal
itu, makhluk hidup dapat digolongkan kepada golongan tertentu. Proses
pengaturan atau penggolongan makhluk hidup dalam kategori golongan yang
bertingkat disebut klasifikasi. Hasil dari proses tersebut berupa sistem klasifikasi.
Klasifikasi mempermudah kita dalam mempelajari dan menyederhanakan obyek studi.
Artinya, mengamati dan mempelajari satu
jenis makhluk sudah mewakili semua makhluk yang berada dalam satu tingkat
pengelompokan. Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi disebut
taksonomi. Pengelompokam makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu
dikatakan sebagai klasifikasi. Adapun dasar-dasar yang dapat digunakan dalam
klasifikasi makhluk hidup seperti berikut ini.
1. Pengamatan
Pengamatan
merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini adalah
melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya.
Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku, bentuk morfologi,
anatomi, dan fisiologi.
2.
Pengelompokan
berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia
Pengelompokan makhluk hidup dapat
dilakukan berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia, yaitu menguntungkan
atau merugikan, atau dapat juga berdasarkan fungsinya sebagai tanaman sayuran,
obat-obatan, pangan, beracun. Sebagai contoh kelompok tanaman peneduh: akasia,
mahoni, asem, talok, dan beringin; kelompok tanaman hias: mawar, melati,
anggrek, dan suplir.
Klasifikasi atas dasar peranannya dapat
dilakukan oleh siapa saja asalkan pengelompokan tersebut jelas. Contohnya,
padi, jagung, singkong, dan sagu dikelompokkan dalam tumbuhan sumber bahan
pangan. Contoh lain, yang tergolong hewan ternak antara lain sapi, kambing dan
ayam.
3.
Pengelompokan
berdasarkan ciri anatomi
Klasifikasi berdasarkan ciri anatomi
lebih ditekankan pada ciri-ciri yang terdapat dalam organ tubuh makhluk hidup
atau pada struktur penyusun tubuhnya.
Sebagai contoh, klasifikasi berdasarkan
anatomi batang tumbuhan:
a.
Tumbuhan memiliki kambium pada batang sehingga batang dapat bertambah besar, misalnya
jambu, mangga, rambutan, jati, dan jeruk.
b.
Tumbuhan yang tidak memiliki kambium batang sehingga batang tidak dapat
bertambah besar, misalnya jagung, padi, dan rumput.
Hewan juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan ciri anatomi. Misalnya, klasifikasi pada hewan berdasarkan ada
tidaknya tulang belakang terbagi menjadi Avertebrata (tidak bertulang belakang)
dan Vertebrata (bertulang belakang).
4.
Pengelompokan
berdasarkan ciri biokimia
Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong
perkembangan klasifikasi makhluk hidup. Artinya, tidak hanya ciri-ciri yang
mudah diamati saja digunakan untuk klasifikasi, namun dapat juga berdasarkan
sifat biokimia dalam tubuh makhluk hidup tersebut. Sifat biokimia ini dimulai
dari molekul, DNA, dan membran sel yang dapat digunakan sebagai dasar
pengelompokan.
5. Pemberian nama makhluk hidup
Pemberian nama
makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi. Ada berbagai sistem
penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan sistem tata nama
ganda (binomial nomenclature). Dengan adanya nama makhluk hidup maka ciri dan
sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami.
B. Sistem klasifikasi
Berdasarkan
kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi
tiga, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik.
1. Sistem buatan
Sistem
klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk
hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778).
Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan
penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi
tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat
dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat.
Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan
pangan, sandang, papan dan obat-obatan.
2. Sistem alami
Klasifikasi
makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki terbentuknya takson
yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles
pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu
pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga
terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan
bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan
berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.
3. Sistem filogenik
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya
hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus
mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka
makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit
persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan
kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan
pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu
pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.
C. Takson dalam sistem klasifikasi
Makhluk
hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan selain itu sangat
beraneka ragam pula jenisnya. Sejak manusia lahir di bumi ini telah sadar akan
adanya dua fenomena itu, dan semenjak itu pula manusia
telah berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan mengungkapkan makna yang
terkandung di dalamnya. Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan
cabang ilmu hayat yang sekarang disebut ilmu taksonomi. Bergantung pada makhluk
hidup yang akan dipelajari.
Kita
menamakan taksonomi hewan bila yang dijadikan objek studi adalah hewan, dan
taksonomi tumbuhan bila yang dijadikan objek studi adalah tumbuhan. Dalam
bukunya yang berjudul Handbuch Der Sistematischer Botanik, Wettstein
mengemukakan, bahwa tugas taksonomi tumbuhan adalah "Pengenalan
(Identifikasi) jenis, baik yang ada di masa sekarang ataupun yang hidup pada
masa perkembangan bumi yang telah silam, dan upaya untuk menggolongkan
(mengklasifikasikan) ke dalam satu sistem yang di satu pihak sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dengan memberikan gambaran hubungan kekerabatan dalam sejarah
perkembangan antara tumbuhan satu dan yang lainnya, serta di lain pihak dapat
memenuhi kebutuhan yang praktis berupa ikhtisar ringkas dunia tumbuhan”.
Betapapun
panjangnya rumusan yang diberikan, namun tetap menjelaskan apa yang dimaksud
dengan taksonomi tumbuhan. Akan tetapi, bila diperhatikan dengan saksama,
sebenarnya unsur utama yang menjadi lingkup taksonomi tumbuhan adalah
pengenalan (identifikasi) yang di dalamnya tercakup pemberian nama
(klasifikasi).
Kata
taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan,
penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan nomos (hukum). Istilah taksonomi diperkenalkan
oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan Prancis pada tahun 1813,
untuk teori klasifikasi tumbuhan, sehingga tidak mengherankan bila ada ahli
biologi yang memberikan interpretasi taksonomi sebagai teori dan praktek
tentang pengklasifikasian makhluk hidup.
Pada
waktu sekarang, kegiatan klasifikasi ini dirasakan sebagai sesuatu yang
imperatif, yang tidak boleh tidak harus dilakukan dalam bidang ilmu manapun,
apabila bidang ilmu yang bersangkutan menghadapi objek studi seperti yang
dihadapi taksonomi tumbuhan. Itulah sebabnya kita mengenal pula taksonomi
hewan, dan bila dalam kimia organik kita harus mempelajari bahan-bahan organik
yang demikian besar pula jumlah, macam dan ragamnya, penanganannya pun dengan
menggunakan pengklasifikasian bahan-bahan organik itu.
Klasifikasi
yang bertujuan untuk menyederhanakan objek studi itu pada hakekatnya tidak lain
adalah mencari keseragaman dari keanekaragaman. Betapapun besar keanekaragaman
yang diperlihatkan oleh suatu populasi, pastilah dapat ditemukan diantara warga
populasi itu kesamaan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu, entah berapa besar
atau banyaknya kesamaan-kesamaan itu. Kesamaan atau keseragaman itulah yang
dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi. Jelas, bahwa dengan demikian
warga suatu unit atau takson mempunyai sejumlah kesamaan-kesamaan sifat. Takson
yang warganya menunjukkan kesamaan sifat yang banyak tentulah takson yang lebih
kecil daripada suatu takson yang warganya menunjukkan kesamaan yang lebih
sedikit. Dengan demikian dari keseluruhan tumbuhan yang ada di bumi ini dapat
kita susun takson-takson besar dan kecil, yang dapat ditata menurut suatu
hierarki, misalnya berturut-turut dari yang paling besar ke yang paling kecil
atau sebaliknya.
Bila
suatu tumbuhan tunggal disebut sebagai analog, seperti yang diterapkan pada
manusia sebagai suatu individu (individuum) dan seluruh tumbuhan yang ada di
bumi ini disebut sebagai dunia atau kerajaan (regnum)
tumbuhan, selanjutnya individu serta istilah dunia (regnum) kita gunakan untuk
menyebut berturut-turut takson yang paling kecil sampai yang paling besar.
Sesuai dengan kesepakatan internasional, berturut-turut dari yang besar ke yang
kecil dapat kita tuliskan sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2012/04/klasifikasi-makhluk-hidup-dan-tahapan.html