Rabu, 19 September 2012

Tahapan Klasifikasi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Ilmu Pengetahuan Alam yang berjudul “Tahapan-tahapan Klasifikasi”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Ciamis, September 2012


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
PEMBAHASAN
A.    Tahapan-tahapan Klasifikasi ......................................................................... 1
1.      Pengamatan ............................................................................................. 1
2.      Pengelompokan berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia ..... 1
3.      Pengelompokan berdasarkan ciri anatomi ............................................... 2
4.      Pengelompokan berdasarkan ciri biokimia .............................................. 2
5.      Pemberian nama makhluk hidup ............................................................. 2
B.     Sistem Klasifikasi.......................................................................................... 2
1.      Sistem buatan .......................................................................................... 2
2.      Sistem alami ............................................................................................ 3
3.      Sistem filogenik ...................................................................................... 3
C.     Takson dalam Sistem Klasifikasi .................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 6



PEMBAHASAN

A.    Tahapan-tahapan Klasifikasi
Apabila kalian cermati, kalian akan melihat makhluk hidup di alam ini beraneka ragam. Makhluk hidup yang beraneka ragam jenis ini memiliki persamaan dan perbedaan ciri khas. Berdasarkan hal itu, makhluk hidup dapat digolongkan kepada golongan tertentu. Proses pengaturan atau penggolongan makhluk hidup dalam kategori golongan yang bertingkat disebut klasifikasi. Hasil dari proses tersebut berupa sistem klasifikasi.  Klasifikasi mempermudah kita dalam mempelajari dan menyederhanakan obyek studi.
Artinya, mengamati dan mempelajari satu jenis makhluk sudah mewakili semua makhluk yang berada dalam satu tingkat pengelompokan. Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi disebut taksonomi.  Pengelompokam makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu dikatakan sebagai klasifikasi. Adapun dasar-dasar yang dapat digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup seperti berikut ini.

1.      Pengamatan

Pengamatan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku, bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi.
2.      Pengelompokan berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia
Pengelompokan makhluk hidup dapat dilakukan berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia, yaitu menguntungkan atau merugikan, atau dapat juga berdasarkan fungsinya sebagai tanaman sayuran, obat-obatan, pangan, beracun. Sebagai contoh kelompok tanaman peneduh: akasia, mahoni, asem, talok, dan beringin; kelompok tanaman hias: mawar, melati, anggrek, dan suplir.
Klasifikasi atas dasar peranannya dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan pengelompokan tersebut jelas. Contohnya, padi, jagung, singkong, dan sagu dikelompokkan dalam tumbuhan sumber bahan pangan. Contoh lain, yang tergolong hewan ternak antara lain sapi, kambing dan ayam.

3.      Pengelompokan berdasarkan ciri anatomi
Klasifikasi berdasarkan ciri anatomi lebih ditekankan pada ciri-ciri yang terdapat dalam organ tubuh makhluk hidup atau pada struktur penyusun tubuhnya.
 Sebagai contoh, klasifikasi berdasarkan anatomi batang tumbuhan:
a. Tumbuhan memiliki kambium pada batang sehingga batang dapat bertambah besar, misalnya jambu, mangga, rambutan, jati, dan jeruk.
b. Tumbuhan yang tidak memiliki kambium batang sehingga batang tidak dapat bertambah besar, misalnya jagung, padi, dan rumput.
Hewan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri anatomi. Misalnya, klasifikasi pada hewan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang terbagi menjadi Avertebrata (tidak bertulang belakang) dan Vertebrata (bertulang belakang).

4.       Pengelompokan berdasarkan ciri biokimia
Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong perkembangan klasifikasi makhluk hidup. Artinya, tidak hanya ciri-ciri yang mudah diamati saja digunakan untuk klasifikasi, namun dapat juga berdasarkan sifat biokimia dalam tubuh makhluk hidup tersebut. Sifat biokimia ini dimulai dari molekul, DNA, dan membran sel yang dapat digunakan sebagai dasar pengelompokan.

5.      Pemberian nama makhluk hidup 

Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi. Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan sistem tata nama ganda (binomial nomenclature). Dengan adanya nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami.

B.     Sistem klasifikasi

Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik.

1.      Sistem buatan

Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.

2.      Sistem alami

Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.

3.      Sistem filogenik

Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.

C.    Takson dalam sistem klasifikasi

Makhluk hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan selain itu sangat beraneka ragam pula jenisnya. Sejak manusia lahir di bumi ini telah sadar akan adanya dua fenomena itu, dan semenjak itu pula manusia telah berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan cabang ilmu hayat yang sekarang disebut ilmu taksonomi. Bergantung pada makhluk hidup yang akan dipelajari.
Kita menamakan taksonomi hewan bila yang dijadikan objek studi adalah hewan, dan taksonomi tumbuhan bila yang dijadikan objek studi adalah tumbuhan. Dalam bukunya yang berjudul Handbuch Der Sistematischer Botanik, Wettstein mengemukakan, bahwa tugas taksonomi tumbuhan adalah "Pengenalan (Identifikasi) jenis, baik yang ada di masa sekarang ataupun yang hidup pada masa perkembangan bumi yang telah silam, dan upaya untuk menggolongkan (mengklasifikasikan) ke dalam satu sistem yang di satu pihak sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dengan memberikan gambaran hubungan kekerabatan dalam sejarah perkembangan antara tumbuhan satu dan yang lainnya, serta di lain pihak dapat memenuhi kebutuhan yang praktis berupa ikhtisar ringkas dunia tumbuhan”.
Betapapun panjangnya rumusan yang diberikan, namun tetap menjelaskan apa yang dimaksud dengan taksonomi tumbuhan. Akan tetapi, bila diperhatikan dengan saksama, sebenarnya unsur utama yang menjadi lingkup taksonomi tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi) yang di dalamnya tercakup pemberian nama (klasifikasi).
Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan nomos (hukum). Istilah taksonomi diperkenalkan oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan Prancis pada tahun 1813, untuk teori klasifikasi tumbuhan, sehingga tidak mengherankan bila ada ahli biologi yang memberikan interpretasi taksonomi sebagai teori dan praktek tentang pengklasifikasian makhluk hidup.
Pada waktu sekarang, kegiatan klasifikasi ini dirasakan sebagai sesuatu yang imperatif, yang tidak boleh tidak harus dilakukan dalam bidang ilmu manapun, apabila bidang ilmu yang bersangkutan menghadapi objek studi seperti yang dihadapi taksonomi tumbuhan. Itulah sebabnya kita mengenal pula taksonomi hewan, dan bila dalam kimia organik kita harus mempelajari bahan-bahan organik yang demikian besar pula jumlah, macam dan ragamnya, penanganannya pun dengan menggunakan pengklasifikasian bahan-bahan organik itu.
Klasifikasi yang bertujuan untuk menyederhanakan objek studi itu pada hakekatnya tidak lain adalah mencari keseragaman dari keanekaragaman. Betapapun besar keanekaragaman yang diperlihatkan oleh suatu populasi, pastilah dapat ditemukan diantara warga populasi itu kesamaan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu, entah berapa besar atau banyaknya kesamaan-kesamaan itu. Kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi. Jelas, bahwa dengan demikian warga suatu unit atau takson mempunyai sejumlah kesamaan-kesamaan sifat. Takson yang warganya menunjukkan kesamaan sifat yang banyak tentulah takson yang lebih kecil daripada suatu takson yang warganya menunjukkan kesamaan yang lebih sedikit. Dengan demikian dari keseluruhan tumbuhan yang ada di bumi ini dapat kita susun takson-takson besar dan kecil, yang dapat ditata menurut suatu hierarki, misalnya berturut-turut dari yang paling besar ke yang paling kecil atau sebaliknya.
Bila suatu tumbuhan tunggal disebut sebagai analog, seperti yang diterapkan pada manusia sebagai suatu individu (individuum) dan seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini disebut sebagai dunia atau kerajaan (regnum) tumbuhan, selanjutnya individu serta istilah dunia (regnum) kita gunakan untuk menyebut berturut-turut takson yang paling kecil sampai yang paling besar. Sesuai dengan kesepakatan internasional, berturut-turut dari yang besar ke yang kecil dapat kita tuliskan sebagai berikut.

DAFTAR PUSTAKA

http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2012/04/klasifikasi-makhluk-hidup-dan-tahapan.html