Selasa, 04 Desember 2012

Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur'an




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat illahi rabbi yang telah memberikan  rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur’an.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut mendorong dan membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga Allah membalas semua kebaikannya dengan pahala yang setimpal.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.




Penulis

 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 
BAB I PENDAHULUAN
A. .Latar Belakang ....................................................................................................
B.  Rumusan Masalah ............................................................................................... 
c.  Tujuan .................................................................................................................. 
BAB II PEMBAHASAN
A.    Kitab-kitab yang Berhubungan dengan Cara-Cara Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur’an  
B.     Cara-cara Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur’an .........................................
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan .........................................................................................................
B.  Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al Qur’an sebagai kitab suci dan mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar telah mengundang para ilmuwan baik dari kalangan muslim sendiri maupun non muslim untuk menggali dan mengkaji isinya dari perbagai sudut disiplin ilmu yang berbeda-beda. Salah satu kajiannya adalah mengklasifikasikan surat dan ayat Al Qur’an berdasarkan topik masalah atau pokok bahasan. Seperti yang ditulis oleh A. Hamid Hasan Qolam dengan judul Indeks TerjemahAl Qur’anul Karim yang berisi penuntun mencari ayat mengenai suatu materi atau pokok bahasan melalui bahasa Indonesia berdasarkan abjad yang terdiri dari lima jilid. Dengan sistem alfabet pembaca cukup memperhatika huruf awal dari suatu materi, pokok masalah dan bahasan. Maka sudah dapat ditentukan dijilid mana adanya ayat yang berkaitan dengan hal yang dicari tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja kitab yang berhubungan dengan cara-cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an ?
2.      Bagaimana cara-cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an ?
 C.    Tujuan
1.      Mengetahui kitab yang berhubungan dengan cara-cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an
2.      Mengetahui cara-cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kitab-kitab yang Berhubungan dengan Cara-Cara Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur’an
Dalam mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an, ada kitab-kitab yang  berisi petunjuk mencari ayat dan surat sesuai dengan topik, pokok bahasan, maupun masalah, yaitu :
  1. Fathur Rahman li Thalibi Ayatil-Qur’an
Kitab ini karangan Syaikh Ilmi Zadeh Fu’ad Abd Al Baqiy. Kitab ini banyak dikenal khususnya di kalangan pondok-pondok pesantren sebagai sebuah kitab yang dianggap sangat praktis dalam membantu para siswa mencari ayat dan surat dalam Al-Qur’an hanya untuk membuka kitab ini para siswa dituntut sedikit untuk mempunyai ilmu shorof khususnya ketika mencari melalui fi’il.
  1. Mu’jam al Mufahras li Alfadzil-Qur’an
Yaitu kitab yang disusun oleh Muhammad Fuad Abd Al Baqiy. Menurut pengakuannya di antara motivasi penyusunan kitab ini, adalah karena dia tidak merasa puas dengan kitab “Nujum Al Furqan Fi Athraf Al Quran”  karangan seorang orientalis Jerman yang bernama Plugal.
Kitab ini diawali dengan kata pendahuluan dari penyusun yang berisi metode penyusun materi yang disusun seperti susunan kamus-kamus popular : al Asas karangan al Zamakhsyari, al Misbah karangan Al Fayumi, Muhith al Muhith karangan al Bustani dan sebagainya. Artinya urutan kata dalam kitab disusun berdasarkan kata dasar diurut dari huruf pertama, kedua, dan ketiga. Sedang akar kata (entri) diambil dari dasar fi’il Madhi Tsulasi Mujarrad yang ma’lum (pola aktif), kemudian diurutkan fi’il mudhari’, dan fi’il amrnya. Setelah itu fi’il madhi atau mudhari’ yang majhul (pola pasif) dan kata-kata jadian berikutnya.


B.     Cara-cara Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur’an
·         Petunjuk mencari Surat dan Ayat Al-Qur’an dengan kitab Fathur Rahman
Kitab Fathur Rahman merupakan suatu kitab yang membantu para pengguna Al Qur’an dalam mencari suatu ayat dan surat. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menggunakan kitab Fathur Rahman.
·         Tentukan dahulu salah satu fi’il madi (kata kerja lampau) atau isim (kata benda) yang menjadi kata kunci pada ayat yang akan dicari kedudukannya dalam surat tertentu pada Al-Qur’an.
Sebagai misal, ayat berikut terdapat pada surat apa dan ayat berapa?
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Pada potongan ayat diatas, dapat ditetapkan beberapa kata kunci. Kita dapat menetapkan kata yakhsya (fi’il mudhari’), ‘ibad (isim), atau kata ‘ulama (isim). Sekarang kita tentukan saja bahwa kata kuncinya adalah kata yakhsya.
  1. Setelah ditentukan kata yakhsya sebagai kata kunci, langkah selanjutnya adalah mencari atau mengembalikan kata tersebut dari fi’il mudari’ ke bentuk fi’il madi, yakni خشي
  2. Langkah berikutnya adalah membuka kitab Fathur Rahman dan mencari kelompok kata yang diawali dengan huruf  خ. Dari sini, secara berurutan sesuai dengan urutan huruf hijaiyah, dicari خشي
  3. Setelah langkah ketiga dilakukan, akan dijumpai kata خشي  terdapat dalam kode seperti berikut.
فط  ۲۸  إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Keterangan :
-          Huruf   فط     =  menunjukkan kode surat, yakni surat Fathir
-                   ۲۸            = Menunjukkan nomor ayat pada surat Fathir
  1. Langkah berikutnya adalah melihat kode فط dalam daftar kode surat yang terdapat diawal kitab Fathur Rahman untuk mengetahui Surat Fathir terletak pada urutan surat keberapa dalam tertib surat-surat Al Qur’an. Carilah dalam kelompok ف dan lihat  فط  maka akan ditemukan kode sebagai berikut.
۵۷۴ فط  ۳۵ فاطر
Keterangan
-          ۵۷۴             = halaman mushaf yang dugunakan dasar penetapan dalam kitab Fathur Rahman
-          Huruf فط         =  menunjukkan kode surat, yakni surat Fathir
-         (۳۵) 35             =  menunjukkan nomor urut Surat fathir dalam   tata urutan surat Al Qur’an
-          فاطر                   =  nama surat
  1. Dengan langkah-langkah diatas, dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut terdapat dalam Surat Fathir [35] Ayat 28.[3]

  1. Petunjuk mencari Surat dan Ayat Al-Qur’an dengan kitab Mu’jam al-Mufahrus li Alfazil-Qur’an
Petunjuk yang dapat kita peroleh dengan menggunakan Mu’jam al-Mufahrus li Alfazil-Qur’an adalah sebagai berikut :
  1. Perhatikan terlebih dahulu judul-judul kolom pada setiap halaman Mu’jam.
  2. Di setiap judul kolom itu tertulis berturut-turut
اللفظة    = lafal/ kata kunci
الايه        = potongan ayat yang dimaksud
رقمها      = nomor ayat dari potongan ayat dimaksud
م / ك     = Makkiyah/Madaniyah
السورة    = surat, yang didalamnya terdapat ayat dimaksud
رقمها      = nomor surat
  1. Kita ambil juga kata yakhsya sebagai contoh kata kunci.
  2. Carilah secara berurutan pada kolom اللفظة , tasrif dari kata yakhsya. Dimulai dari kata dasar khasyiya ( خشي) beserta perubahan dhamirnya.
  3. Setelah menemukan kata yakhsya, kita juga akan tahu bahwa ternyata penggunaan kata ini tersebar dalam beberapa ayat.
  4. Disini, kita sudah dapat memastikan ayat kita cari berdasarkan bunyi teks yang tertulis pada potongan ayat dalam kolom  الايه
  5. Atas dasar ini, kita juga bisa memastikan nomor ayat yang tertera pada رقمها
  6. Sekaligus kita memastikan nama surat dan nomornya.
  7. Jadi, إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ adalah ayat ke-28, Makkiyah, Surat Fathir, dan nomor 35.


DAFTAR PUSTAKA
Al Baqiy, Ilmi Zadeh Fu’ad Abd, Fathur Rahman li Thalibi Ayatil-Qur’an, Beirut : Darul Fikri, 1995.
Al Baqiy, Muhammad Fuad Abd, Mu’jam al Mufahras li Alfadzil-Qur’an, Kairo : Darul Hadits, 2001.
Fauziyah, Lilis dan Andi Setyawan, Kebenaran Al Qur’an dan Hadits, Malang : Tiga Serangkai Pustaka, 2008.
Team Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Al Hikmah, Sragen : Akik Pusaka, 2010.
Team Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Al Hikmah, (Sragen : Akik Pusaka, 2010), 40.
Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, Kebenaran Al Qur’an dan Hadits, (Malang : Tiga Serangkai Pustaka, 2008), 43-44
http://yuliantihome.wordpress.com/2011/07/13/cara-mencari-surat-dan-ayat-dalam-al-quran/

Rabu, 19 September 2012

Tahapan Klasifikasi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Ilmu Pengetahuan Alam yang berjudul “Tahapan-tahapan Klasifikasi”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Ciamis, September 2012


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
PEMBAHASAN
A.    Tahapan-tahapan Klasifikasi ......................................................................... 1
1.      Pengamatan ............................................................................................. 1
2.      Pengelompokan berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia ..... 1
3.      Pengelompokan berdasarkan ciri anatomi ............................................... 2
4.      Pengelompokan berdasarkan ciri biokimia .............................................. 2
5.      Pemberian nama makhluk hidup ............................................................. 2
B.     Sistem Klasifikasi.......................................................................................... 2
1.      Sistem buatan .......................................................................................... 2
2.      Sistem alami ............................................................................................ 3
3.      Sistem filogenik ...................................................................................... 3
C.     Takson dalam Sistem Klasifikasi .................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 6



PEMBAHASAN

A.    Tahapan-tahapan Klasifikasi
Apabila kalian cermati, kalian akan melihat makhluk hidup di alam ini beraneka ragam. Makhluk hidup yang beraneka ragam jenis ini memiliki persamaan dan perbedaan ciri khas. Berdasarkan hal itu, makhluk hidup dapat digolongkan kepada golongan tertentu. Proses pengaturan atau penggolongan makhluk hidup dalam kategori golongan yang bertingkat disebut klasifikasi. Hasil dari proses tersebut berupa sistem klasifikasi.  Klasifikasi mempermudah kita dalam mempelajari dan menyederhanakan obyek studi.
Artinya, mengamati dan mempelajari satu jenis makhluk sudah mewakili semua makhluk yang berada dalam satu tingkat pengelompokan. Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi disebut taksonomi.  Pengelompokam makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu dikatakan sebagai klasifikasi. Adapun dasar-dasar yang dapat digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup seperti berikut ini.

1.      Pengamatan

Pengamatan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku, bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi.
2.      Pengelompokan berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia
Pengelompokan makhluk hidup dapat dilakukan berdasarkan peranannya dalam kehidupan manusia, yaitu menguntungkan atau merugikan, atau dapat juga berdasarkan fungsinya sebagai tanaman sayuran, obat-obatan, pangan, beracun. Sebagai contoh kelompok tanaman peneduh: akasia, mahoni, asem, talok, dan beringin; kelompok tanaman hias: mawar, melati, anggrek, dan suplir.
Klasifikasi atas dasar peranannya dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan pengelompokan tersebut jelas. Contohnya, padi, jagung, singkong, dan sagu dikelompokkan dalam tumbuhan sumber bahan pangan. Contoh lain, yang tergolong hewan ternak antara lain sapi, kambing dan ayam.

3.      Pengelompokan berdasarkan ciri anatomi
Klasifikasi berdasarkan ciri anatomi lebih ditekankan pada ciri-ciri yang terdapat dalam organ tubuh makhluk hidup atau pada struktur penyusun tubuhnya.
 Sebagai contoh, klasifikasi berdasarkan anatomi batang tumbuhan:
a. Tumbuhan memiliki kambium pada batang sehingga batang dapat bertambah besar, misalnya jambu, mangga, rambutan, jati, dan jeruk.
b. Tumbuhan yang tidak memiliki kambium batang sehingga batang tidak dapat bertambah besar, misalnya jagung, padi, dan rumput.
Hewan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri anatomi. Misalnya, klasifikasi pada hewan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang terbagi menjadi Avertebrata (tidak bertulang belakang) dan Vertebrata (bertulang belakang).

4.       Pengelompokan berdasarkan ciri biokimia
Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong perkembangan klasifikasi makhluk hidup. Artinya, tidak hanya ciri-ciri yang mudah diamati saja digunakan untuk klasifikasi, namun dapat juga berdasarkan sifat biokimia dalam tubuh makhluk hidup tersebut. Sifat biokimia ini dimulai dari molekul, DNA, dan membran sel yang dapat digunakan sebagai dasar pengelompokan.

5.      Pemberian nama makhluk hidup 

Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi. Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan sistem tata nama ganda (binomial nomenclature). Dengan adanya nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami.

B.     Sistem klasifikasi

Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik.

1.      Sistem buatan

Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.

2.      Sistem alami

Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.

3.      Sistem filogenik

Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.

C.    Takson dalam sistem klasifikasi

Makhluk hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan selain itu sangat beraneka ragam pula jenisnya. Sejak manusia lahir di bumi ini telah sadar akan adanya dua fenomena itu, dan semenjak itu pula manusia telah berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan cabang ilmu hayat yang sekarang disebut ilmu taksonomi. Bergantung pada makhluk hidup yang akan dipelajari.
Kita menamakan taksonomi hewan bila yang dijadikan objek studi adalah hewan, dan taksonomi tumbuhan bila yang dijadikan objek studi adalah tumbuhan. Dalam bukunya yang berjudul Handbuch Der Sistematischer Botanik, Wettstein mengemukakan, bahwa tugas taksonomi tumbuhan adalah "Pengenalan (Identifikasi) jenis, baik yang ada di masa sekarang ataupun yang hidup pada masa perkembangan bumi yang telah silam, dan upaya untuk menggolongkan (mengklasifikasikan) ke dalam satu sistem yang di satu pihak sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dengan memberikan gambaran hubungan kekerabatan dalam sejarah perkembangan antara tumbuhan satu dan yang lainnya, serta di lain pihak dapat memenuhi kebutuhan yang praktis berupa ikhtisar ringkas dunia tumbuhan”.
Betapapun panjangnya rumusan yang diberikan, namun tetap menjelaskan apa yang dimaksud dengan taksonomi tumbuhan. Akan tetapi, bila diperhatikan dengan saksama, sebenarnya unsur utama yang menjadi lingkup taksonomi tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi) yang di dalamnya tercakup pemberian nama (klasifikasi).
Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan nomos (hukum). Istilah taksonomi diperkenalkan oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan Prancis pada tahun 1813, untuk teori klasifikasi tumbuhan, sehingga tidak mengherankan bila ada ahli biologi yang memberikan interpretasi taksonomi sebagai teori dan praktek tentang pengklasifikasian makhluk hidup.
Pada waktu sekarang, kegiatan klasifikasi ini dirasakan sebagai sesuatu yang imperatif, yang tidak boleh tidak harus dilakukan dalam bidang ilmu manapun, apabila bidang ilmu yang bersangkutan menghadapi objek studi seperti yang dihadapi taksonomi tumbuhan. Itulah sebabnya kita mengenal pula taksonomi hewan, dan bila dalam kimia organik kita harus mempelajari bahan-bahan organik yang demikian besar pula jumlah, macam dan ragamnya, penanganannya pun dengan menggunakan pengklasifikasian bahan-bahan organik itu.
Klasifikasi yang bertujuan untuk menyederhanakan objek studi itu pada hakekatnya tidak lain adalah mencari keseragaman dari keanekaragaman. Betapapun besar keanekaragaman yang diperlihatkan oleh suatu populasi, pastilah dapat ditemukan diantara warga populasi itu kesamaan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu, entah berapa besar atau banyaknya kesamaan-kesamaan itu. Kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi. Jelas, bahwa dengan demikian warga suatu unit atau takson mempunyai sejumlah kesamaan-kesamaan sifat. Takson yang warganya menunjukkan kesamaan sifat yang banyak tentulah takson yang lebih kecil daripada suatu takson yang warganya menunjukkan kesamaan yang lebih sedikit. Dengan demikian dari keseluruhan tumbuhan yang ada di bumi ini dapat kita susun takson-takson besar dan kecil, yang dapat ditata menurut suatu hierarki, misalnya berturut-turut dari yang paling besar ke yang paling kecil atau sebaliknya.
Bila suatu tumbuhan tunggal disebut sebagai analog, seperti yang diterapkan pada manusia sebagai suatu individu (individuum) dan seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini disebut sebagai dunia atau kerajaan (regnum) tumbuhan, selanjutnya individu serta istilah dunia (regnum) kita gunakan untuk menyebut berturut-turut takson yang paling kecil sampai yang paling besar. Sesuai dengan kesepakatan internasional, berturut-turut dari yang besar ke yang kecil dapat kita tuliskan sebagai berikut.

DAFTAR PUSTAKA

http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2012/04/klasifikasi-makhluk-hidup-dan-tahapan.html